Way Of Choices - Chapter 811 – How Deep Is The Affection Of The People In The Courtyard?

Bab 811 - Seberapa Jauhkah Kasih Orang-orang di Halaman?

Diterjemahkan oleh: Hypersheep325

Diedit oleh: Michyrr

Di dalam halaman yang sunyi dan terpencil, pria dan wanita berpelukan, kedalaman kasih sayang mereka satu sama lain tidak diketahui.

Di seberang mereka ada pohon cendekiawan kuno yang masih memiliki beberapa daun, bahkan di musim dingin. Di bawah pohon itu berdiri seorang pria berpakaian biru.

Orang ini mengenakan topeng tembaga di wajah mereka yang membuat mereka terlihat seperti hantu.

Mu Jiushi meletakkan kepalanya di bahu Bie Tianxin dan dengan tenang menatap orang berpakaian biru ini.

Ini adalah adegan yang sangat aneh.

Bie Tianxin sama sekali tidak sadar.

Sosok berpakaian biru itu menggelengkan kepalanya, dan bayang-bayang yang dilemparkan oleh daun pohon ilmuwan di topengnya sedikit bergerak.

Mu Jiushi sedikit mengerutkan alisnya dan kemudian memejamkan mata, tidak lagi memandang orang itu.

Bie Tianxin melihat ini dan tiba-tiba dia merasa sedikit panas. Dia ingin mengulurkan tangannya, tapi dia tidak berani.

Setelah beberapa lama, angin dingin bertiup melawan pohon ilmuwan, menyebabkannya berdesir. Dengan hati yang enggan, Bie Tianxin meninggalkan halaman.

Mu Jiushi berjalan di bawah pohon ilmuwan kuno dan menatap mata yang mengintip dari balik topeng orang berpakaian biru itu. Dia bertanya, "Mengapa Anda tidak membiarkan saya membunuhnya?"

Suara orang berpakaian biru agak serak. "Anda harus mengerti betul bahwa/itu membunuh dia hanyalah sebuah metode, bukan tujuan kita."

Suara Mu Jiushi berubah tajam, penuh dengan kemarahan. "Tidak mudah untuk membuat Chen Changsheng bertemu dengan sampah itu Bagaimana kita bisa melewatkan kesempatan ini!"

Orang berpakaian biru menjawab, "Bahkan jika Anda membunuh Bie Tianxin, kita tidak dapat melakukan kejahatan terhadap Chen Changsheng."

Mu Jiushi menyeringai, "Apakah nafas Naga Hitam tidak cukup bukti? Lagi pula, di seluruh benua, hanya dia yang memiliki satu di sisinya."

Orang berpakaian biru menjawab, "Masalahnya adalah bahwa/itu Zhusha tidak berada di pihak Chen Changsheng hari ini."

Mu Jiushi kaget, lalu bertanya, "Kalau begitu siapa gadis itu sekarang?"

Orang itu menjawab, "Saya tidak tahu. Seseorang sedang menyelidiki masalah ini."

Mu Jiushi memikirkan pemandangan itu dari beberapa saat yang lalu, wajahnya yang cantik mengungkapkan ekspresi kebencian mutlak. "Lalu berapa lama saya harus bertahan?"

Setelah jeda, orang berpakaian biru tersebut menjawab, "Tidak ada yang tahu kapan saat terbaik akan datang. Kita harus terus menunggu."

Mu Jiushi menyeringai, "Jadi kita hanya perlu melihat Chen Changsheng masuk Kota Wenshui?"

Sosok berpakaian biru dengan penuh kasih mengusap kepalanya dan berkata, "Bahkan jika dia memasuki Kota Wenshui, dia tidak dapat mempengaruhi situasi di dalam kota atau situasi umum di luar sana sedikit pun. Sebagian besar orang yang tinggal di kota itu memiliki nama keluarga Tang, bahkan Tianhai atau Yin pun tidak bisa menghadapinya, jadi apa yang bisa dia lakukan? Tentu saja, untuk menghindari kejutan, beberapa orang, termasuk saya, akan berusaha menjauhkannya ke luar. "

......

......

Di selatan yang subur dan hangat, jenggot lebat dan berantakan bisa memicu beberapa tatapan takut dan memukul mundur, tapi di utara, di perbatasan yang telah diirigasi dengan darah dan api selama bertahun-tahun, itu benar-benar menawarkan banyak keuntungan. Misalnya, seseorang bisa mengutuk dan merebut mangkuk alkohol orang lain dari tangan pemilik kedai, tapi tidak ada yang berani mengatakan apapun tentang hal itu.

Hanya saja hal itu agak merepotkan saat minum.

Apakah seseorang hanya menyesap atau menyesapnya dengan tekun, alkohol sangat mudah membasahi janggutnya.

Pada saat itu, ini mungkin terasa seperti masalah yang sangat tak terkendali dan tidak berarti, tapi setelah terbangun dari keadaan mabuk seseorang, orang akan selalu merasa tidak senang dengan kelengketannya, sehingga janggutnya harus dicuci beberapa kali.

Setelah menumbuhkan janggutnya selama tiga tahun, Luo Bu melihat tetesan alkohol dari jenggotnya ke lantai dan untuk pertama kalinya mulai mempertimbangkan pertanyaan apakah dia harus bercukur.

Dan kemudian dia mulai, berpikir untuk dirinya sendiri, Kapan saya mulai memperhatikan masalah sepele seperti itu?

Makan daging dan minum anggur bersama dengan seteguk jenggot adalah sesuatu yang sudah dia alami berkali-kali. Mengapa dia tidak peduli dengan kavaleri berkebangsaan Tujuh Li Xi atau di Sloping Cliff Horse Farm, tapi peduli sekarang?

Mungkin karena dia mengenal seorang pria dalam beberapa hari terakhir yang menyukai kebersihan? Ketika pria itu terbangun dari komanya, dia tidak bisa bergerakDengan jari-jarinya, maka ia segera menggunakan matanya untuk meminta seseorang untuk membantunya mencuci muka. Sambil pulih dari luka-lukanya, ia juga tak lupa ganti pakaian bersih setiap hari, sama seperti cewek muda.

Luo Bu terdiam saat tiba-tiba berpikir: Mungkinkah ini jenis orang yang disukai Suster Junior?

Pada saat ini, dia merasakan sesuatu dan mengangkat kepalanya untuk melihat ke luar kedai, tepat pada waktunya untuk melihat Bie Tianxin keluar dari gang itu.

Pagi ini, di luar toko parfum itu, dia melihat Bie Tianxin dan mengikutinya, menemukan halaman terpencil di dalam gang. Namun, dia tidak masuk, karena dia samar-samar merasakan ada seseorang di halaman, seseorang yang sangat kuat.

Luo Bu mengeluarkan pensil arang dan mulai mengambil kertas putih yang telah disiapkan.

Dia menarik Bie Tianxin dan lingkungan sekelilingnya, seperti gang dan pohon cendekiawan kuno yang tidak terlihat.

Jelas terlihat bahwa/itu dia sangat ahli dalam pengejaran ini. Dengan beberapa noda kasual dari pensil arang, siluet gang dan pohon ilmuwan dengan cepat terwujud. Sedangkan potret Bie Tianxin, sepertinya bergerak dengan pensil, tumbuh lebih jelas dan jelas sampai hampir tampak mulai hidup, kedua alisnya tampaknya akan terbang seolah-olah mereka nyata.

Jika pelukis di sisi Wang Zhice melihat pemandangan ini, dia pasti akan memikirkan cara untuk merebut Luo Bu, menyeretnya kembali ke Kuil Sangharama, dan menjadikannya muridnya.

Ya, gambarnya begitu bagus sehingga terasa seperti berada di alam lain.

Setelah menyelesaikan gambarnya, dia tidak pergi, tapi terus duduk di kedai dan menunggu. Akhirnya, setelah beberapa lama, dia melihat orang yang ingin dia lihat.

Mu Jiushi dan seorang asing bertopeng berpakaian biru berangkat dengan kereta. Secara kebetulan, angin sepoi-sepoi bertiup pada saat ini, mengangkat tirai.

Itu hanya sekilas sesaat, bahkan tidak cukup bagi mata untuk melihat sesuatu dengan jelas, tapi sikat Luo Bu bisa.

Dalam waktu singkat, sebuah gambar telah selesai.

Gambar ini kaya dengan detail dan memiliki daya tarik tersendiri. Siapa pun yang mengenal Mu Jiushi atau orang asing berpakaian biru tidak akan pernah bisa mengenali mereka dalam gambar ini.

Memeriksa pasangan di gambar, Luo Bu melengkungkan alisnya dan berkomentar, "Benua Great Western benar-benar memiliki ambisi, tapi siapa yang akan mereka jatuhkan?"

......

......

Chen Changsheng tidak percaya bahwa/itu pertemuannya dengan Bie Tianxin di Kota Hanqiu adalah sebuah kecelakaan, karena probabilitasnya terlalu kecil.

Pertemuan ini sangat mungkin telah diatur, yang juga berarti bahwa/itu gerakannya tidak lagi menjadi rahasia.

Sebenarnya, pertemuannya dengan monster di Willow Lodge sudah menjadi bukti dari hal ini.

Masih ada lebih dari seribu li antara Kota Hanqiu dan Wenshui. Dia masih akan menemukan banyak hal lain dalam perjalanan ini.

Jika dia mengikuti gagasannya sendiri, dia tentu saja tidak mau terjun ke situasi seperti ini. Setelah meninggalkan Sloping Cliff Horse Farm, dia tidak akan memberi tahu siapa pun di Orthodoxy, namun memprioritaskan bergegas ke Kota Wenshui sebelum mengatakan apapun. Namun, surat itu telah menyatakan dengan sangat jelas bahwa/itu jika dia ingin kembali ke ibukota dengan selamat, pertama-tama dia harus menemukan orang itu.

Orang yang telah mengungkapkan jejaknya-siapa mereka?

Kembali saat dia belajar pedang dari Su Li di padang gurun, dia juga belajar seni perang. Tapi karena kepribadiannya, ia masih belum bisa memahami kompleksitas dunia dan pikiran manusia. Untungnya, penulis surat tersebut memahami hal ini dengan sangat baik, jadi sekarang dia tahu jawabannya atas pertanyaan ini.

Itu sangat sederhana, karena hanya tiga orang yang mengetahui rutenya.

Chen Changsheng menatap diam di batu putih yang melapisi jalan itu untuk waktu yang sangat lama.