The Magus Era - Chapter 960: Roasted Octopus
A d v e r t i s e m e n t
Penerjemah: Editor Hukum: Hitesh
Si Water Lord menyerah untuk melawan dan membiarkan Ji Hao membungkus simbol mantra divine di hatinya dengan lapisan esensi sinar matahari.
Ji Hao mengunci jarinya dan meminta mantra. Saat gerakan tangannya berubah, lapisan esensi sinar matahari yang tipis ini bersinar terang dan berubah menjadi bola petir kecil berbentuk matahari, dan melekat pada simbol mantra divine. Setelah ini, Ji Hao masih khawatir bahwa/itu Si Water God mungkin memiliki kemampuan lain untuk melarikan diri. Oleh karena itu, dia mengaktifkan cermin divine Pan Xi dan melepaskan cahaya redup yang berkilau di tubuh Si Air God dan menutup semua kekuatan dari Lord yang malang ini.
Kapak baja hitam dan pedang baja hitam, dan cambuk panjang yang dihasilkan oleh semangat Sungai Si Air, semuanya dilemparkan ke dalam saku Ji Hao. Setelah itu, Ji Hao mencubit leher Si Water God dan menyeretnya kembali ke medan perang.
Pada ombak yang menderu, banyak prajurit air dari Si Water masih memegang senjata mereka dan menyerang prajurit di bawah perintah Ji Hao dan Yao Meng. Pejuang air ini berasal dari tentara biasa;Mereka memiliki armor dan senjata berkualitas tinggi, dan mereka bertempur dalam formasi teratur, tampaknya merupakan pasukan elit. Batch angkatan air ini benar-benar berbeda dari kelompok besar yang sebelumnya dipimpin oleh Big Shark dan saudara laki-lakinya.
Selanjutnya, pejuang air ini telah menyerang dengan formasi sulap khusus. Mereka berpisah menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok yang terdiri dari tiga puluh sampai lima puluh pejuang. Mereka mengekstrak esensi kekuatan air dari ombak, lalu membuat bom air dengan kekuatan formasi ajaib. Dalam kurun waktu singkat, gelombang besar bom air bisa dilempar keluar.
Gelombang melonjak tak habis-habisnya, dan jumlah pejuang air raksasa. Setelah mereka berpisah menjadi beberapa kelompok, bom air hitam sian mulai terbang tanpa akhir. Kekuatan prajurit air ini terbatas. Karena itu, efek yang ditimbulkan oleh masing-masing bom air itu tidak begitu hebat. Namun, jumlah bom air terlalu besar, begitu juga kepadatannya.Warriors di bawah perintah Yao Meng dan Ji Hao 'membentuk garis pertahanan yang kuat di hutan. Pada saat ini, jenazah lebih dari seratus ribu prajurit ditutupi oleh embusan petir, sementara guntur yang teredam bisa terdengar dari mana-mana. Tanahnya penuh dengan gundukan dan cekungan, dan dari waktu ke waktu, batu-batu besar dan bumi akan jatuh dari pegunungan yang terguncang, mengubur pasukan para pejuang di bawah pasir dan tanah.
Banyak pejuang telah berjuang keluar dari tumpukan pasir dan batu, dengan tubuh mereka tertutup lumpur. Mereka dengan tergesa-gesa masuk ke dalam kelompok pejuang air, dengan liar memegang senjata mereka dan membunuh sejumlah besar prajurit air, lalu kembali ke hutan.
Tapi tentara air memiliki jumlah prajurit yang sangat tinggi. Setelah sejumlah prajurit air terbunuh, tak terhitung lagi akan keluar dari air, membentuk kelompok baru dan mulai meluncurkan serangan bom air.
Ratusan ribu seniman formasi sihir beracun masih terbaring di hutan tanpa bisa bergerak. Oleh karena itu, prajurit di bawah komando Ji Hao dan Yao Meng hanya bisa berjaga di depan mereka, membentuk garis pertahanan untuk melindungi mereka dari gelombang bom air yang luar biasa, dan tanpa daya pun mengalami serangan tersebut.
Bom-bom air meledak satu demi satu, dan prajurit-prajurit itu tampak terguncang.
Man Man dan Shaosi masing-masing memimpin pasukan pejuang Jia Clan elit, yang berperang dengan sekelompok prajurit air lapis baja berat. Yu Mu dengan cepat menyebarkan racun ajaib ke dalam air, sementara panah Feng Xing melintas di udara dari waktu ke waktu, memanen kehidupan para pemimpin di antara para pejuang air tersebut. Taisi sedang menari aneh sambil berteriak keras. Ke mana pun matanya sampai, gelombang prajurit air tiba-tiba jatuh ke tanah dan mati.Mereka telah membunuh sebanyak yang mereka bisa, tapi ada banyak prajurit air. Mereka bertempur dengan intens selama beberapa waktu dan mendapati bahwa/itu jumlah pejuang air yang menginjak ombak benar-benar meningkat beberapa kali.
Yang paling menyebalkan adalah gurita raksasa itu. Kegigihan gurita itu dirangsang setelah ia terluka oleh Si Water God dengan cambuk yang panjang. Dia meraung, dengan liar menampar tentakelnya yang panjang dan mengirim sekelompok prajurit di bawah komando Ji Hao ke langit dari waktu ke waktu.
Selain itu, gurita raksasa juga telah melepaskan baut listrik yang kuat dari mulutnya. Baut listrik putih perak mendarat di tanah dengan gemuruh, dan bahkan bisa mengubah tiga sampai lima pejuang manusia menjadi tidak ada apa-apanya, bersama dengan armor dan senjata mereka.
Kadang-kadang, sebuah baut listrik akan jatuh di atas bukit, dan bukit setinggi ratusan meter akan menguap dalam sekejap. Gurita raksasa ini memang bertenaga.Feng Xing menembak dua anak panah digurita sneakily Tapi kulit gurita ini terlalu tebal, sehingga anak panah Feng Xing berhasil masuk ke tubuhnya kurang dari seratus meter, lalu tertancap di sana. Lengan panjang hampir seratus meter pasti mematikan bagi manusia, tapi gurita raksasa ini, itu hanya goresan.
Taisi, yang masih bingung, juga memperhatikan si gurita. Dia sering mengutuk gurita berkali-kali. Setiap saat, gurita akan gemetar dengan intens, maka gerakannya akan melambat dengan jelas, karena kutukan Taisi membutuhkan banyak kekuatan hidup darinya.
Namun, gurita itu dikelilingi oleh prajurit air yang tak terhitung jumlahnya. Dia membuka mulutnya dan mengisap ratusan prajurit air ke dalam mulutnya. Lord tahu mengapa sistem pencernaannya begitu hebat, sehingga pejuang yang ditelannya akan segera dicerna dan dia akan mendapatkan kembali kekuatan hidupnya dalam waktu sekitar satu detik.
Taisi melemparkan kutukan yang mematikan itu beberapa kali berturut-turut, namun ia gagal melakukan kerusakan sebenarnya terhadap hal raksasa ini. Sebaliknya, ia menarik perhatian si gurita. Puluhan baut listrik dikirim ke Taisi, memaksanya untuk berbalik dan berlari secepat yang dia bisa, hampir menakut-nakuti dia sampai mati.
Gurita itu dengan susah payah dicambuk dengan tentakelnya yang panjang, mengguncang garis pertahanan pejuang di bawah perintah Ji Hao dan Yao Meng. Ditambahkan dengan serangan bom air tanpa henti yang diluncurkan oleh pejuang air tersebut, garis pertahanan bahkan tampak pecah.
Pada saat ini, Ji Hao kembali dengan Si Water God di tangannya.
Dia diam berdiri di udara, menjentikkan tangan kirinya dan menciptakan tiga guntur gemetar.Di bawah, semua prajurit air mengangkat kepala mereka dan melihat Si Water God memegang tangan Ji Hao. Para pejuang air ini berhenti sejenak, lalu diikuti oleh serangkaian kerang, senjatanya jatuh di tanah.
Ratusan mahluk air yang sangat besar dengan getaran kekuatan yang kuat melepaskan diri dari tubuh mereka yang mengepul gelombang yang mengamuk, dan bangkit saat menderu. Makhluk air yang tampak aneh ini melirik satu sama lain, lalu semua berlutut di atas ombak dan dengan lesu berkata 'iya'.
Gurita raksasa itu melolong nyengir, lalu menjentikkan puluhan tentakelnya dan tiba-tiba berbalik, mencoba melarikan diri di sepanjang air yang mengalir.
Dia bahkan tidak pernah bermimpi bahwa/itu Si Water God akan ditangkap hidup-hidup oleh Ji Hao seperti ini, karena Si Water God lebih kuat dari dirinya sendiri. Jika Si Water God ditangkap hidup-hidup, dia tidak akan pernah bisa menandingi Ji Hao. Karena itu, dia harus lari.
Tapi Ji Hao memiliki mata tertuju pada gurita raksasa ini begitu lama, jadi bagaimana dia bisa membiarkan benda raksasa ini bisa lenyap begitu saja?
Tepian matahari kuno berkibar di langit, sementara aliran cahaya emas yang tak terhitung jumlahnya mengalir dari segala arah. Mereka berubah menjadi cahaya emas yang sangat besar dan turun. Cahaya keemasan bergeser ke tangan puluhan ribu meter dalam radius, meraih gurita ke atas. Selanjutnya, esensi sinar matahari meledak dari tangan emas dan membungkus gurita tersebut.
Sebelum gurita bisa berteriak kesakitan, Ji Hao memegang tombak sembilan matahari dan menyebarkan arus Yu Yu dari Qi di atasnya. Tombak panjang melebar hingga puluhan ribu meter. Kemudian, saat Ji Hao menunjukkan jarinya, tombak yang panjang itu menembus puluhan tentakel gurita dan kepala raksasanya, menaruhnya di atas api.
Dalam beberapa saat, aroma aprikot bakar yang lezat menyebar.
"Serahkan, serahkan, aku juga menyerah! Sungai Si Sungai Lord, kamu tidak bisa lagi menyetir, bagaimana Anda bisa menyerah?!"
Gurita raksasa tidak dapat menahan rasa sakit yang terbakar dan menangis dengan nyaring.
A d v e r t i s e m e n t